A. METODE EVALUASI (PENGIDENTIFIKASI
PERUBAHAN PERILAKU)
1.
Pengertian
Tes Dan Non Tes
1)
Teknik
tes
Wayan Nurkencana (1993), tes adalah
suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus
dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang
tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan
dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah
ditetapkan.
Teknik tes meliputi tes lisan, tes
tertulis dan tes perbuatan. Tes lisan dilakukan dalam bentuk pertanyaan lisan
di kelas yang dilakukan pada saat pembelajaran di kelas berlangsung atau di
akhir pembelajaran. Tes tertulis adalah tes yang dilakukan tertulis, baik
pertanyaan maupun jawabannya. Sedangkan tes perbuatan atau tes unjuk kerja
adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan atau
tindakan.
Evaluasi dengan menggunakan teknik
tes bertujuan untuk mengetahui:
1)
Tingkat
kemampuan awal siswa
2)
Hasil
belajar siswa
3)
Perkembangan
prestasi siswa
4)
Keberhasilan
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
2) Teknik
non tes
Teknik evaluasi
nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Dengan teknik non-tes maka penilaian atau
evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta
didik melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation),
melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire),
dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentery analysis) (Anas
sudijono, 1996: 76).
1)
Pengamatan
atau observasi
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Alat yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam bentuk check list atau skala penilaian.
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Alat yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam bentuk check list atau skala penilaian.
2)
Wawancara
Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilasanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan.
Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilasanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan.
3)
Angket
Angket adalah wawancara yang dilakukan secara tertulis. Angket dapat digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada orang tua mereka.
Angket adalah wawancara yang dilakukan secara tertulis. Angket dapat digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar. Angket dapat diberikan langsung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada orang tua mereka.
4)
Skala
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, dan lain-lain yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, dan lain-lain yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
2.
Jenis
tes hasil belajar
1)
Tes
merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan
kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaa, pernyataan,
atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan. Di dalam pengertian tersebut
mengandung 2 unsur pentig pertama tes merupakan suatu cara atau teknik yang
disusun secara sistematis dan digunakan dalam rangka kegiatan pengukuran.
Kedua, di dalam tes terdapat berbagai pertanyaan atau pertanyaan serangkaian
tugas yag harus dijawab dab dikerjakan oleh peserta didik. Ketiga tes digunaka
untuk mengukur suatu aspek perilaku peserta didik. Keempat hasil tes peserta
didik perlu diberi skor dan nilai.
2)
Tes
buatan guru adalah tes yang disusun sendiri oleh
guru yang akan mempergunakan tes tersebut. Tes ini biasanya digunakan untuk
ulangan harian, formatif, dan ulangan umum (sumatif). Tes buatan guru ini
disusun untuk mengukur tingkat penugasan peserta didik terhadap materi
pelajaran yang sudah disampaikan.
3)
Tes
baku
adalah tes yang sudah memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi
berdasarkan percobaan-percobaan terhadap sampel yang cukup besar dan
representatif. Disamping itu tes baku telah diklasifikasikan sesuai dengan
tingkat kelas dan klasifikasiannya. Tes buku bertujuan untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam 3 aspek yaitu kedudukan belajar, kemajuan belajar, dan
diagnostik. Tes baku juga digunakan untuk mengukur kemajuan belajar peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu. Dalam mata pelajaran tertentu, artinya
jika guru selesai menyelasaiakn salah satu atau beberapa pokok pelajaran guru
melakukan ujian kepada siswa.
4)
Tes
kelompok adalah tes yang diadakan secara kelompok sehingga
guru akan menghadapi sekelompok peserta didik
5)
Tes
perseorangan adalah tes yng dilakukan secara
perseorangan sehingga guru akan dihadapkan pada seorang peserta didik.
6)
Tes
tulisan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik
dalam bentuk tertulis. Tes tulis ada yang bersifat formal dn non formal. Tes
yang bersifat formal adalah jumlah tes testi yang cukup besar yang
diselenggarakan oleh panitia resmi yang diangkat oleh Pemerintah. Tes formal
ini bertujuan yang lebih luas dan didasarkan pada standar tertentu yang berlaku
umum, sedangkan tes nonformal berlaku untuk tujuan tertentu dan lingkungan
terbatas yang diselenggarakan langsung oleh pihak pelaksana dalam situasi
setengah resmi tanpa melalui institusi resmi. Tes tertulis ada 2 bentuk yakni:
a) Tes
bentuk uraian adalah tes yang menuntut peserta didik untuk menguraikan,
mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam
bentuk teknik dan gaya yang berbeda antara satu dan lainnya. Tes bentuk uraian
merupakan tes yang pertama kali ada. Bentuk uraian ini dapat digunakan untuk
mengukur kegiatan belajar yang sulit
diukur oleh bentuk objektif. Tes bentuk uraian dapat dibagai menjadi 2 yaitu:
à Uraian
Terbatas : dalam menjawab tes bentuk uraian ini peserta didik harus
mengemukakan hal-hal tertentu sebagai bats-batasnya. Meskipun kalimat yang
digunakan dalam menjawab soal bermacam-macam akan tetapi harus mengandung
pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistemmatika jawabannya.
à Uraian
Bebas: dalam hal ini sisw bebas menjawab soal dengan cara dan sistematika
sendiri. Oleh karena itu peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang
berbeda. Namun guru harus memiliki patokan dalam mengoreksi jawaban pserta
didik nanti.
b) Tes
bentuk objektif adalah bentuk tes yang memiliki sehimpunan jawaban dengan
rumusan yang relatif lebih pasti sehingga bisa dilakukan penskoran secara objektif.
Sehingga sekalipun pemeriksa berbeda maka akan menghasilkan skor yang relatif
sama. Dalam penskoran bentuk soal uraian objektif skor hanya menggunakan 2
kategori yakni benar dan salah. Tes objektif ini mengandung beberapa bentuk
yakni :
à Bentuk
tes benar-salah: pernyataan yang mengandung 2 kemungkinan jawaban yakni benar
dan salah. Salah satu fungsi jenis soal benar-salah adalah untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dan pendapat. Bentuk soal
seperti ini lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubungan yang sederhana.
à Bentuk
tes Pilihan-Ganda: soal tes bentuk ini digunakan untuk mengukur hasil belajar
yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi,
analisis, sintetis dan evaluasi. Dalam soal ini guru bebas memberikan berapa
jumlah pilihan jawaban, akan tetapi lebih banyak lebih baik hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi faktor menebak-nebak sehingga dapat meningkatkan validitas dan
reliabilitas soal. Kemampuan yang dapat diukur dalam bentuk soal pilihan ganda
antara lain mengenai istilah, fakta, prinsip, metode dan prosedur
mengidentifikasi penggunaan fakta dan prinsip, menafsirkan hubungan sebab
akibat dan menili metode serta prosedur. Beberapa jenis bentuk pertanyaan
pilihan ganda dalah sebagai berikut:
1. Distracters,
yaitu setiap pernyataan atau pertanyaan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang
salah tetapi disediakan pilihan jawaban yang benar
2. Analisis
hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yang dapat digunakan untuk melihat
kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dan
alasan (Sebab akibat)
3. Variasi
negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberap pilihan
jawaban yang benar, tetapi disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah.
Kebaikan
dari soal pilihan ganda adalah (a) cara penilain yang dapat dilakukan dengan
mudah, cepat dan objektif (b) kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan
dapat dikurangi (c) dapat digunakan untuk menilai kemampuan peseta didik dalam
berbagai jenjang kemampuan kognitif, (d) dapat digunakan berilang-ulang, (e)
sangat cocok untuk peserta didik dalam jumlah banyak. Sedangkan kelamahan dari
jenis tes ini adalah (a) idak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal
dan pemecahan masalah, (b) penyusunan soal yang benar-benar baik membutuhkan
waktu yang lama, (c) sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar
homogen, logis, dan berfungsi.
à Bentuk
tes menjodohkan: jenis soal ini hampir sama dengan pilihan ganda hanya saja
dalam bentuk tes ini disediakan 2 kolom yang berbeda dimana kolom sebalah kiri
berisi sekumpulan pertanyaan dan kolom seblah kanan adalah sekumpulan jawaban
dan jumalh jawaban disediakan lebih banyak daripada jenis soal. Bentuk soal
menjodohkan sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
mengidientifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan
mengidentifikasi kemampuan menghubungkan antara 2 hal. Makin banyak hubungan
premis dengan respons dibuat maka makin baik soal yang disajikan. Kebaikan
bentuk tes ini adalah (a)relatif mudah disusun, (b) penskorn udah, objektif dan
cepat, (c) dapat digunakan untuk menilai teori dengan penemunya, sebab dan
akibatnya, istilah dan definisnya dan (d) materi tes cukup luas. Kelemahannya
adalah (a) ada kecenderungan untuk menekankan ingatan saja, (b) kurang baik
untuk menilai pengertian guna membuat taksiran.
à Bentuk
soal melengkapi dan singkat: jenis tes ini masing-masing menghendaki jawaban
dengan kaliman dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah.
Kebaikan tes ini adalah (a) relatif mudah disusun (b) sangat baik untuk menilai
peserta didik yang sesuai dengan fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan terminologi
(c) menuntut peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya secara singkat dan
jelas, (d) pemerikasaan lembar jawaban dapat dilakukan dengan objektif.
Kelemahannya adalah (a) pada umumnya hanya berkenaan dengan kemampuan mengingat
saja sedangkan kemampuan yang lain agak terabaikan (b) pada soal bentuk
melengkapi jika titik-titik kosong yang diisi terlalu banyak sehingga peseta
didik biasanya sering terkecoh (c) dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan
waktu yang cukup lama.
7)
Bentuk
tes lisan adalah tes yang menuntun jawaban dari peserta didik
dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya
sendiri sesuai dengan pernyataan atau perintah yang diberikan. Kelebihan tes
ini adalah (a) dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyatakan
pendapatnya secara langsung, (b) tidak perlu menyusun soal secara terurai cukup
poko-pokonya saja, (c) kemungkinan peserta didik menjawab dengn menerka-nerka
dapat dihindari. Kelemahan (a) memakan waktu yang cukup banyak apalagi ika
peserta didiknya banyak, (b) sering terjadi subjektivitas apabila hanya ada 1
peserta didik dan 1 pendidik.
8)
Tes
perbuatan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik
dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Stigins (1994) menyatakan
bahwa tes tidakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk
melakukan kegitan khusus di bawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi
penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang
didemontrasikan. Kelebihan tes ini dalah (1) satu-satunya teknik tes yang dapat
digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang ketrampilan (2) sangat
baik untuk mencocokan antara teori yang dimiliki peserta didik dengan
ketrampilan praktik, (3) dalam pelaksanaanya tidak memungkinkan peserta untuk
menyontek, (4) guru dapat mengenal lebih pada karakteristik peserta didik.
Kelamahannya adalah (1) memakan waktu yang lama, (2) dalam hal tertentu
membutuhkan biaya yang besar, (3) cepat membosankan (4) jika tes tindakan sudah
menjdi suatu yang rutin maka tidak berarti apa-apa, (5) memerlukan syarat
pendukung yang lengkap baik waktu, tenaga maupun biaya.
9)
Tes
kemampuan adalah tes yang menghendaki peserta didik agar
sebagain peserta didik dapat menyelesaikan tes dalam waktu yang disediakan.
Sehingga guru harus menghitung waktu pelaksanaan tes yang logis, rasional, dan
proposional ketika menyusn kisi-kisi tes.
10)
Tes
kecepatan adalah kecepatan peserta didik dalam mengerjakan
sesuatu pada waktu atau periode tertentu.
11)
Tes
formatif adalah jenis tes yang bertujuan untuk memperoleh
masukan tentang tingkat keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Masukan
ini bergun untuk meperbaiki metode pembelajaran sehingga tes ini bukan dibuat
untuk mengukur keberhasilan belajar semata tetapi juga untuk mengukur
keberhasilan proses pembelajaran.
12)
Tes
sumatif diberikan pada akhir suatu pelajaran atau akhir
semester. Hasilnya digunakan untuk mengukur keberhasilan peserta didik.
13)
Tes
diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan
belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk kesalahpahaman kosnep. Hasil tes
ini memberikan informasi tentang konsep yang belum dipahami dan yang telah
dipahami. Oleh karena itu, tes ini berisi materi yang dirasa sulit oleh peserta
didik, namun tingkat kesulitan tes ini cenderung rendah.
14)
Tes
penempatan dilaksanakan pada awal pelajaran, digunakan untuk
mengetahui tingkat kemampuan yang telah dmiliki peserta didik. Untuk
mempelajari suatu tes diperlukan sebuah pengetahuan pendukung. Pengetahuan
pendukung ini diketahui dengan menelaah hasil tes penempatan. Apakah peserta
didik memerlukan matrikulasi, tambahan pelajaram atau tidak dari hasil tes
tersebut.
sumber :
Sudijono, A. (2007). Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nurkencana,
W. 1993. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Jamaluddin,
D. Evaluasi Non Tes. (http://deryjamaluddin.page.tl/Evaluasi-Non_Tes.html).Online, diakses 8 Maret 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar